Obat Asam Lambung yang Bukan Obat

by - 6:48:00 PM

"Coba kalo blogging tuh pengalaman yang berguna buat orang lain, sekarang kan udah 22 tahun.. Jangan egois!"
"Baiklah."

Di antara kalian ada yang sakit maag?
Saya iya, sejak awal masuk kuliah dan proses ke tahap akutnya super cepat.



Maag, atau kata dokter, Gastritis, adalah penyakit yang menyerang lambung karena asam lambung berlebih dan menyebabkan luka atau peradangan pada lambung. Biasanya ditandai dengan rasa sakit, mual, perih pada perut, atau bahkan sampai sesak nafas.
Penyebab asam lambung berlebih ini bisa karena masakan pedas atau asam, efek samping obat, dan bisa juga karena stress. Tiga-tiganya termasuk ke penyebab sakit maag saya.
Saya punya kebiasaan minum kopi 3-4 gelas sehari, meminum obat penghilang rasa sakit (yang kemudian diketahui memang meningkatkan asam lambung), dan akhirnya ditutup dengan stress. Untuk masalah makanan pedas, itu gara-gara seumur hidup, tadinya, saya ga pernah suka makanan pedas, jadi lambung ga pernah terima makanan pedas. Begitu punya pacar yang suka pedas, saya hajar semua makanan pedas yang dia suka. Alhasil, asam lambung banjir.
Kata dua dokter saya, dokter Rahmat Juwono dari Siloam dan dokter Heru dari Husada Utama, maag saya sudah sangat kronis. Asam lambung di perut saya sudah menghasilkan gelembung-gelembung yang membuat perut saya selalu berbunyi, bahkan pada saat tidur. Saya pun tidak bisa makan terlalu banyak, dan setiap selesai makan, pasti batuk. Batuk ini bukan karena paru-paru, tapi dari perut. Cuma Ibu yang selalu bisa membedakan bunyi, tempo, dan nada batuk saya yang disebabkan asam lambung atau memang sakit batuk, entah bagaimana. Selain itu, saya mengalami susah tidur. Selalu di atas jam 1, dan bangun sebelum jam 5. Jadi jam tidur normal saya hanya 4-5 jam sehari. Kata dokter, itu karena di atas jam 10, asam lambung naik drastis, jadi menyebabkan susah tidur. Asam lambung yang naik ini kadang membuat saya sesak nafas. Terutama saat stress.
Saya berhenti minum kopi, meskipun awalnya sangat menyiksa. Saya juga memperbaiki pola makan menjadi 4-5 kali per hari dengan porsi sedikit. Saya menghabiskan berbotol-botol obat maag cair, sampai pacar saya sendiri sudah hapal merk apa yang saya gunakan untuk bepergian. Obat maag itu pun hanya dijual di apotek. Obat maag yang dijual bebas di toko-toko atau warung-warung tidak pernah berpengaruh pada rasa sakit saya, sebanyak apapun saya meminumnya.
Pernah dalam perjalanan ke Bali lewat darat, saya menghabiskan sebotol kecil obat maag berinisial M sekaligus yang saya beli di convenience store pinggir jalan, dan perut saya masih perih sampai akhirnya saya menemukan apotek di Bali.
Menyerah dengan obat maag yang hanya bisa 'menunda' rasa sakit, bukan menyembuhkan, ada saran dari beberapa orang untuk minum susu segar setiap hari. Mendapatkan susu segar setiap pagi di tengah kota Surabaya adalah hal yang hampir tidak mungkin. Alternatifnya ya susu kemasan. Saya menghabiskan susu cair kemasan satu liter per hari selama beberapa minggu. Tidak ada perubahan yang berarti.
Akhirnya Ibu saya membeli susu sapi cair kemasan kaleng yang bergambar beruang di kalengnya namun menggunakan naga di iklannya. Berpuluh-puluh kaleng, bahkan ratusan sampai hari ini. Berhasil.
Baru dua minggu minum susu itu tiga kali sehari, saya lupa rasanya batuk-batuk setelah makan. Yang paling menyenangkan, saya bisa meminum obat penghilang rasa sakit saya tanpa rasa mual lagi. Porsi makan juga sudah bisa lebih banyak.
Ini bukan iklan sih, tapi saran untuk kalian yang bosan minum obat maag, cobalah minum susu kaleng itu secara rutin, dan perbaiki pola makan. Dan yang paling penting, kurangi stress. Bahagia lah.
Orang-orang bahagia karena mereka selalu mencari alasan untuk bahagia dan orang-orang tertekan karena mereka selalu mencari alasan mengapa mereka tidak bahagia.

You May Also Like

0 comments